Jumat, 16 Mei 2014

CA OVARIUM
TINJAUAN TEORITIS
“CA OVARIUM”

A. Pengertian
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
Kanker ovarium atau indung telur mendapat julukan “ The Silent Lady Killer “ atau pembunuh wanita diam- diam, karena julukan ini menyiratkan sifat kanker ovarium yang sulit dideteksi pada stadium dini. Karena biasanya tanpa gejala sama sekali. Pertumbuhannya sangat lambat dan biasanya kalau keluhan timbul sudah terdapat benjolan.
Wanita yang beresiko terkena kanker indung telur atau ovarium biasanya berhubungan dengan kanker payudara. Ada hubungan keluarga sehingga disebut sindroma kanker payudara. Meski faktor keturunan berperan dalam terjadinya kanker ovarium, wanita yang tidak memiliki keluarga penderita kanker ovarium dapat pula terkena penyakit kanker ini. Selain faktor keturunan, penyebab pasti kanker ovarium belum diketahui sampai saat ini.
Siapa yang beresiko, beberapa literature menyebutkan kanker ovarium dapat menyerang wanita usia muda hingga tua. Kasus penderita kanker ovarium termuda yang ditemui berusia 8 tahun. Jadi, kanker ovarium ini tidak pandang usia. Wanita yang beresiko menderita kanker ovarium biasanya wanita yang mengalami kesulitan memiliki anak, wanita yang tidak memiliki anak dan wanita yang mendapat pemicu ovulasi ( terapi hormone ).
Jika ditemukan suatu kantung tidak biasa di ovarium bukan berarti langsumg divonis menderita kanker ovarium. Ada jenis kista di ovarium yang berkaitan dengan siklus haid yang dikenal dengan nama kista fungsional yang dapat menyusut dengan sendirinya dalam waktu 1-3 bulan karena hanya berisi cairan. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat-sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fungsional yang hanya terisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.
Adanya kanker pada daerah indung telur akan menggangu kesuburan. Kanker yang sudah memasuki stadium lanjut, dapat menyerang organ- organ tubuh lainnya seperti usus ( yang paling sering ) dan paru- paru. Resiko kematian akan semakin besar. Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium berada di dalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar.

B. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

C. Patologi
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita (gambar 1). Karsinoma ovarium dapat menyebar dengan perluasan lokal, invasi limpatik, implantasi intraperitoneum, penyebaran hematogen, dan jalur transdiafragmatika (gambar 2). Penyebaran intraperitoneum sering ditemukan dan merupakan karakteristik kanker ovarium. Sel maligna dapat berimplantasi di berbagai tempat di rongga peritoneum namun seringkali berimplantasi pada lokasi dimana terjadi stasis cairan peritoneum. Penyebaran hematogen secara klinis biasanya jarang, meskipun hal ini tidak jarang pada pasien dengan perkembangan penyakit. Mekanisme penyebaran ini merupakan rasionalisasi stadium untuk dilakukan tindakan pembedahan.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, dan mesodermal) dengan sifat-sifat biologis maupun histologis yang beraneka ragam. Oleh karena itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan. Klasifikasi kanker ovarium yang paling sering digunakan secara luas adalah berdasarkan World Health Organization dan frekwensi terjadinya masing-masing tipe dapat dilihat pada tabel 1. Tiga tipe dasar dari tumor dibuat berdasarkan dari asal dan bentuk tumor(4):
• Tumor Epitelial, kira-kira 90% dari kanker ovarium, berkembang di epitelium, lapisan tipis dari jaringan yang menutupi ovarium. Umumnya terjadi pada wanita post-menopause.
• Tumor sel germinal, tumor ini terjadi pada sel-sel yang memproduksi telur dari ovarium dan umumnya terjadi pada wanita muda.
• Tumor stroma, tumor ini berkembang pada jaringan yang memproduksi estrogen dan progesteron yang mempengaruhi ovarium secara bersama-sama.
Table 1. Klasifikasi dan Frekwensi Ovarian Neoplasms (World Health Organization Classification)
D. Faktor Resiko
1. Diet tinggi lemak
2. merokok
3. alkohol
4. penggunaan bedak talk perineal
5. riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
6. riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
7. nulipara
8. infertilitas
9. menstruasi dini
10. tidak pernah melahirkan
E. Tanda dan Gejala
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
1. haid tidak teratur
2. ketegangan menstrual yang terus meningkat
3. menoragia
4. nyeri tekan pada payudara
5. menopause dini
6. rasa tidak nyaman pada abdomen
7. dispepsia
8. tekanan pada pelvis
9. sering berkemih
10. flatulenes
11. rasa begah setelah makan makanan kecil
12. lingkar abdomen yang terus meningkat

F. Diagnosa
Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena pertimbangan biaya.
G. Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

H. Stadium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :
STADIUM I –> pertumbuhan terbatas pada ovarium
1. Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
2. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
3. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
STADIUM II –> Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul
1. Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
2. Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
3. Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
STADIUM III –> tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
1. Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
2. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.
3. Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
STADIUM IV –> pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

I. Penegakan Diagnosa Medis
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium).
Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :
1. Kista cepat membesar
2. Kista pada usia remaja atau pascamenopause
3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
4. Kista dengan bagian padat
5. Tumor pada ovarium
Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti :
• USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah
• Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
• Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta – HCG dan alfafetoprotein
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.

J. Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
• Operasi (stadium awal)
• Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal)
• Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)

K. Pengobatan
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.
Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.
Pemeriksaan USG sangat berperanan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.
Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.

Tidak ada komentar:

usus buntu

Pengertian Penyakit Usus Buntu Penyakit usus buntu adalah peradangan atau pembengkakan apendiks atau usus buntu.  Sedangkan usus bunt...